APAKAH USAHA/BISNIS YANG TERGOLONG UMKM PERLU MEMBUAT MODEL BISNIS? APASIH ALASANNYA?

 

Assalamualaikum, Wr,Wb

Halloo teman-teman semua ketemu lagi di blog keempat saya niii.

Seperti biasa saya Fitri Ayu Permatasari dan kalau kalian mau lebih dekat dan lebih akrab kalian bisa panggil saya Pipit yaaa. Oh ya, saya mahasiswi dari Kampus Institut STIAMI Kampus Pusat Pangkalan Asem, Saya Jurusan Administrasi Bisnis konsentrasi Bisnis Internasional Kelas Karyawan.

Tujuan utama saya Menulis tugas pada Blog ini adalah untuk melaksanakan tugas mata kuliah Model Bisnis dengan Dosen Pengampu Bapak Endra Marsudi, S.P.,M.B.A.

Lanjut ya teman-teman, kali ini saya ingin menjelaskan mengenai materi lain yang tentunya masih seputar bisnis yaaa teman-teman.

Di blog saya kalii ini akan membahas UMKM PERLU MEMBUAT MODAL BISNIS? APASIH MANFAATNYA?

Legowww teman-teman kita simak yuk!!!!!

Luhut: SNI menjadi modal UMKM Indonesia tembus pasar global

UMKM PERLU MEMBUAT MODEL BISNIS? APA SIH MANFAATNYA? 

Pengertian Business Model Canvas (BMC)

    Business Model Canvas adalah sebuah kerangka kerja yang membahas model usaha dalam bentuk visual berupa kanvas lukisan, supaya dapat dimengerti dan dipahami dengan mudah. Ini merupakan alat dalam strategi manajemen usaha untuk menjelaskan konsep, konsumen, infrastruktur, target pelanggan, maupun keuangan perusahaan secara lebih jelas. Biasanya, strategi ini digunakan oleh pelaku usaha pemula agar bisa menghasilkan strategi usaha yang matang. Sebelumnya, pelaku UMKM masih belum terlalu banyak menggunakan strategi ini, tapi dengan akses informasi yang lebih baik serta persaingan di pasar yang semakin ketat, tidak mengherankan kalau UMKM juga perlu menggunakan strategi ini.

    Business Model Canvas/BMC adalah kerangka kerja yang digunakan untuk mendefinisikan model bisnis baru / startup yang berupa visual chart dan terdiri dari 9 elemen, Stategi BMC ini dikenalkan oleh Alexander Ostelwalder dalm bukunya yang berjudul Business Model Generation. Tujuan dari disusunnya BMC adalah untuk menjelaskan, menilai, memvisualisasikan, dan mengubah model bisnis sehingga kinerja yang dihasilkan oleh startup lebih maksimal. Model bisnis ini bisa diterapkan oleh semua jenis startup tanpa terbatas jenis dan sektor usaha, salah satunya UMKM.

 Pelatihan Pembuatan Business Plan Model Canvas Untuk UMKM Kuliner Jalanan  di Kawasan Gatot Subroto Banjarmasin - Biro Kewirausahaan dan Alumni

Terdapat 9 unsur untuk membuat sebuah BMC, yaitu:

1. Costumer Segments (Segmentasi Konsumen)
 
Dalam menjalankan UMKM, sangat penting untuk menentukan segmen pasar yang akan menjadi target. Pelaku usaha perlu mengenali konsumen beserta ciri-ciri dan kebutuhannya secara jelas, sehingga produk yang ditawarkan bisa hadir untuk orang-orang yang sesuai dan menjadi solusi bagi mereka. Setiap bentuk usaha makanan, kebutuhan sehari-hari, atau pakaian tentu punya golongan pasar tertentu yang mereka sasar. Apakah pasar yang dituju adalah remaja, keluarga muda kelas menengah, atau mungkin sebuah kelompok penggemar makanan spesifik? Ada beberapa kategori segmen pasar yang bisa memudahkan kamu untuk menentukan yang sesuai berdasarkan prioritas sebelum menuliskannya ke dalam Business Model Canvas, yaitu:
  • Mass Market: segmen pasar luas dengan jenis kebutuhan dan masalah yang sama.

  • Niche Market: segmen pasar yang spesifik.

  • Segmented: segmen pasar yang memiliki kebutuhan berbeda tetapi dalam satu kategori.

  • Diversified: segmen pasar yang memiliki kebutuhan atau masalah yang sangat berbeda.

  • Multi-sided Platform: melayani dua atau lebih pasar segmen pasar yang saling tergantung

2. Value Proposition (Nilai Manfaat) 
 
Pastinya dalam memulai usaha, kita menentukan hal yang menjadi keunggulan produk kita, kan? Hal yang kita tawarkan perlu memiliki manfaat bagi segmen pasar yang disasar, namun juga memiliki daya pembeda. Strategi ini perlu ditentukan dan ditulis dengan jelas dalam Business Model Canvas, sehingga pelanggan dapat merasa tertarik dengan produk tersebut sekaligus tergerak untuk memilih dan menggunakannya. Keunggulan ini bisa sangat beragam. Bisa jadi produk kita belum pernah ada sebelumnya, atau menawarkan harga yang bersaing dan lebih efisien. Bisa jadi produk kita menghadirkan kenyamanan serta kemudahan bagi pelanggan. Bisa juga produk ini bisa dimodifikasi sesuai kebutuhan setiap pelanggan, memberikan nilai artistik lebih dari sekadar fungsinya, atau bahkan memberikan status sosial yang lebih baik bagi para penggunanya. Tanyakan pada diri masing-masing, apa sih yang menjadi kelebihan dan keunggulan produk UMKM kita dibandingkan pesaing yang ada?

3. Channels (Saluran) 
 
Saluran (channels) adalah cara kita sebagai pelaku usaha bisa menjangkau pasar serta menyampaikan produk secara tepat sasaran. Dengan saluran yang tepat, kita bisa menyampaikan nilai manfaat produk UMKM yang ditawarkan kepada segmen pasar yang dituju. Elemen Business Model Canvas ini juga sangat penting dan tidak hanya terbatas pada distribusi produk, tapi juga setiap proses yang berperan dalam pertemuan antara usaha kita dan para pelanggan. Apakah kita akan menjual produk di toko secara langsung, menggunakan media sosial dan e-commerce, atau menitipkan produk di toko rekanan? Bagaimana strategi kita untuk membuat pasar sadar akan produk kita? Apa cara yang bisa digunakan pelanggan untuk melakukan pembelian? Bagaimana kita membantu pelanggan melakukan evaluasi dari produk yang digunakan serta mendukung kebutuhan lainnya setelah transaksi?

4. Revenue Stream (Sumber Pendapatan Usaha)
 
Salah satu tujuan utama sebuah usaha adalah menghasilkan keuntungan, kan? Sumber pendapatan usaha dari transaksi pelanggan jelas merupakan bagian yang paling penting. Tanpa hal ini, UMKM tidak akan mampu bertahan, apalagi berkembang dan menghasilkan keuntungan. Karena itu, elemen ini harus dikelola semaksimal mungkin, utamanya dengan memanfaatkan setiap sumber daya secara maksimal supaya bisa meningkatkan pendapatan usaha. Intinya, elemen ini merupakan strategi pelaku usaha untuk menghasilkan uang tergantung dengan setiap kegiatan dan hal yang ditawarkan melalui usaha, misalnya penjualan produk, penjualan jasa, biaya berlangganan, atau bahkan biaya peminjaman.

5. Key Resources (Sumber Daya) 
 
Setiap produk yang kita hasilkan berasal dari bahan atau sumber daya yang sifatnya mendasar. Dalam upaya mewujudkan produk yang bernilai, bermanfaat, serta menarik di mata pasar, kita perlu merencanakan setiap jenis sumber daya yang diperlukan, mulai dari bahan baku, sumber daya manusia, hingga proses operasional usaha. Elemen ini penting untuk mendukung aktivitas utama dalam usaha agar produk usaha bisa terwujud sesuai harapan. Beberapa kategori aset terkait hal ini adalah:
  • Aset Fisik: fasilitas pabrik, gedung, lahan, kendaraan, atau mesin peralatan.

  • Aset Intelektual: brand, hak paten, hak cipta, informasi rahasia perusahaan.

  • Aset Manusia: tenaga kerja.

  • Aset Keuangan: kas usaha, kredit, obligasi atau saham usaha.

6. Costumer Relationship (Hubungan dengan Konsumen) 
 
Apa sih yang membuat pelanggan kembali membeli produk kita secara berulang? Produk yang berkualitas? Tentu, tapi elemen yang turut berperan adalah hubungan yang dijalin dengan pelanggan. Ya, usaha besar maupun UMKM perlu memikirkan hal ini dengan matang. Bagaimana pun juga, usaha kita ada untuk memenuhi kebutuhan pelanggan. Perlu strategi yang tepat dalam menentukan interaksi dan menjaga kesetiaan pelanggan agar tidak berpaling pada pelaku usaha yang lain. Ada bermacam strategi komunikasi yang bisa digunakan: bisa sebatas transaksional atau beli putus, bisa menjaga hubungan jangka panjang dengan pelanggan, bisa menciptakan komunitas pelanggan, bisa dilayani oleh representatif penjual yang bersahabat, atau bahkan memberikan promo atau diskon kepada pelanggan.

7. Key Activities (Aktivitas Utama Usaha yang dijalankan) 
 
Elemen Business Model Canvas ini mengacu kepada semua aktivitas yang berhubungan dengan produktivitas usaha yang berkaitan dengan sebuah produk, supaya produk dengan nilai manfaat (value proposition) yang ditetapkan dapat tercipta dan hadir di pasar. Aktivitas utama usaha ini maksudnya adalah kegiatan wajib dalam usaha, seperti perancangan produk, proses produksi dan pengolahan, operasional usaha, pengiriman barang, dll.

8. Key Partnership (Kerjasama)
 
Kerjasama menunjukkan siapa saja rekan yang akan mendukung usaha kita supaya bisa bersaing dan menjalankan aktivitas usaha secara efektif. Tujuannya bisa macam-macam, bisa untuk mengurangi risiko dalam persaingan di pasar, atau mengupayakan sumber daya dan melakukan kegiatan usaha secara lebih optimal. Bentuk kerjasamanya juga bisa beragam, misalnya kerjasama sebatas pembeli dan penjual, dengan usaha yang tidak sejenis, atau juga kerjasama untuk membentuk usaha baru. Misalnya, kita bekerja sama dengan penyedia bahan baku untuk keperluan produksi atau pemilik toko barang-barang serupa yang lebih besar. Intinya, hubungan baik dengan berbagai pihak selalu berguna untuk menciptakan proses usaha yang mulus dan sesuai harapan.

9. Cost Structure (struktur biaya) 
 

Ada pendapatan, ada juga biaya yang harus dikeluarkan. Struktur biaya ini merupakan rincian dari faktor-faktor yang berperan membentuk biaya untuk menunjang aktivitas usaha. Biasanya, elemen Business Model Canvas ini meliputi hal-hal seperti biaya bahan baku, biaya pemasaran, biaya produksi, biaya kemasan dan distribusi, serta gaji pegawai. Ketika keuangan dan pembiayaan usaha dikelola dengan strategi yang baik, usaha bisa berjalan dengan lebih hemat, efisien, bahkan minim risiko kerugian. Struktur biaya satu UMKM dengan yang lainnya belum tentu sama, karena ada usaha yang cost-driven atau sensitif terhadap harga bahan baku, namun ada juga yang sifatnya value-driven, atau tidak terlalu memikirkan harga produksi/bahan baku karena hal yang dijual adalah nilai/seni/status/gaya hidup. Biasanya, kategori yang terdapat di dalam struktur biaya usaha ini meliputi:

  • Fixed Cost: biaya tetap yang muncul yang tidak tergantung pada jumlah produksi.

  • Variable Cost: biaya yang muncul bervariasi sesuai jumlah yang diproduksi.

Pada elemen terakhir ini, tentu dibutuhkan laporan keuangan yang tepat untuk bisa menghitung biaya yang dibutuhkan secara akurat. Dengan kehadiran teknologi saat ini, kita bisa dengan mudah melakukannya .

Manfaat Jika UMKM Menerapkan Business Model Canvas (BMC) 

    Dari pengertiannya, bisa diketahui bahwa Business Model Canvas adalah bagian yang penting untuk merancang sebuah bisnis. Bahkan untuk menemukan bisnis model yang tepat, seorang pemilik bisnis dianjurkan untuk membuat rancangan bisnis yang bisa dilakukan dengan membuat Business Model Canvas. Berikut adalah 5 alasan kenapa Business Model Canvas sangat penting untuk merancang sebuah bisnis :
1. Memperjelas Fokus Bisnis
 
Adanya Business Model Canvas tidak hanya membantu pemilik bisnis untuk membuat rancangan bisnis, tetapi juga memperjelas fokus bisnis. Banyak bisnis membutuhkan cara untuk mencapai pelanggan mereka. Jika langkah yang diambil salah, maka bisnis bisa gagal. Dengan adanya model bisnis ini, cara untuk meraih pelanggan akan lebih jelas dan lebih terfokus.
 
2. Business Model Canvas Akurat
 
Meskipun terdengar sepele, Business Model Canvas bisa membantu pemilik usaha untuk menyortir jenis bisnis dan kemana arah bisnis akan berjalan. Model bisnis kanvas berisi patokan tentang bisnis Anda yang nantinya bisa Anda kembangkan saat bisnis mulai berjalan. Jadi Anda tidak perlu berpikir terlalu jauh untuk bisnis Anda karena perencanaan dan patokan sudah tertuang di dalam model bisnis tersebut. Ini akan meminimalisir hal-hal yang tidak diperlukan ketika Anda mulai membangun bisnis sehingga Anda bisa lebih fokus memperlancar bisnis.
 
3. Sasaran Pasar Sesuai Target
 
Salah satu penyebab banyak bisnis baru yang mengalami kegagalan adalah karena produk mereka kurang tepat di pasaran. Hal ini bisa terjadi karena produk yang dibuat tidak sesuai dengan kebutuhan pasar atau tidak memiliki target pasar yang tepat. Dengan model bisnis ini, Anda akan terbantu untuk memvisualisasi produk Anda sehingga Anda bisa memperhitungkan dengan tepat apa produk yang benar-benar dibutuhkan oleh pasar dan siapa yang sangat membutuhkan produk Anda. Model bisnis ini juga akan membantu Anda mencari cara untuk menjual produk Anda dengan cara yang sesuai dengan target pasar.
 
4. Risiko Bisnis Gagal Lebih Kecil
 
Business Model Canvas membantu Anda menyusun perencanaan bisnis mulai dari sumber pendanaan bisnis , bagaimana Anda membuat produk, hingga bagaimana cara menjual produk Anda ke target pasar. Bahkan di dalam model bisnis ini Anda juga bisa menuangkan keunggulan produk Anda dibanding kompetitor, sehingga peluang sukses bisnis Ada lebih besar dan resiko gagal akan lebih kecil.
 
5. Sudah Teruji oleh Banyak Bisnis
 
Model bisnis ini sudah teruji secara metodologi di banyak bisnis. Tidak hanya bisnis yang baru berjalan, tetapi juga bisnis yang besar. Penggunaan Business Model Canvas sebagai strategi perencanaan dan pengembangan bisnis sudah dilakukan beberapa perusahaan besar. Perubahan yang terjadi pada perusahaan dengan model bisnis ini tidak hanya dari segi produk, tetapi juga dari sisi pendekatan kepada target pasar. Dalam beberapa kasus, model bisnis ini juga mencakup strategi perencanaan keuangan. Dengan memiliki strategi keuangan yang tepat, bisnis Anda niscaya akan berkembang secara berkelanjutan. Syaratnya, pengelolaan keuangan dijalankan sesuai strategi perencanaan itu sendiri.

 

 Ternyata Hadirnya UMKM Buat Ekonomi Indonesia Bisa Maju Saat Ini - FAJAR

Resiko Jika UMKM Tidak Menerapkan Business Model Canvas (BMC) 

    Walaupun sudah banyak pebisnis yang sudah menerapkan Business Model Canvas (BMC), tetapi ada juga para pembangun UMKM yang tidak menerapkan Business Model Canvas (BMC) yang sangat beresiko untuk usahanya. Beberapa resiko tersebut yaitu seperti : 

1. Sasaran Pasar Tidak Sesuai Target
 
Salah satu penyebab banyak bisnis baru yang mengalami kegagalan adalah karena produk mereka kurang tepat di pasaran. Hal ini bisa terjadi karena produk yang dibuat tidak sesuai dengan kebutuhan pasar atau tidak memiliki target pasar yang tepat. 
 
2. Umur Usaha UMKM Tidak Berlangsung Lama
 
Setiap pebisnis pasti mengharapkan usahanya dapat berlangsung lama, tetapi jika kurangnya persiapan dan tidak menerapkan Business Model Canvas (BMC), maka usahanya tidak akan terarah yang mengakibatkan UMKM tersebut pailit dengan waktu yang cepat. 
 
3. Fokus Bisnis Tidak Jelas
 
Jika suatu UMKM tidak menerapkan Business Model Canvas (BMC), maka fokus bisnisnya belum jelas yang mengakibatkan salah mengambil langkah dan bisnis bisa gagal. Dengan adanya model bisnis ini, cara untuk meraih pelanggan akan lebih jelas dan lebih terfokus.
 
4. Resiko Bisnis Gagal Lebih Besar
 
Karena kurangnya persiapan dan tidak tahu kedepannya seperti apa, resiko gagal akan lebih besar. Maka dari itu, Business Model Canvas (BMC) sangat membantu untuk persiapan yang matang agar UMKM dapat berkembang dan berhasil.

Kesimpulan

    Business Model Canvas (BMC) sangat kuat kaitannya dengan perencanaan bisnis sebelum memulai sebuah usaha, dengan membuat gambaran pada BMC yang berupa point-point penting, dan akan memudahkan untuk dijabarkan ke perencanaan bisnis yang berupa sebuah laporan agar dapat dipahami oleh penerima proposal bisnis tersebut.

    Pengetahuan yang paling bermanfaat adalah pengetahuan yang bukan hanya dipahami, tapi juga dicoba serta diterapkan. Sekarang, karena sudah lebih paham tentang strategi serta elemen kunci dalam usaha, kita bisa menggunakan tabel Business Model Canvas yang ada sebagai bahan persiapan maupun evaluasi usaha. Yuk, sama-sama jadikan UMKM kita lebih kokoh dan mampu bersaing!
 
 
Baik teman-teman pembahasannya hanya seperti itu dulu saja yaaa, barangkali temen-temen semua ada saran untuk penambahan materi atau ingin berkomentar mengenai pertanyaan seputar materi bisa langsung di kolom komentar yaaa, atau bisa melalui gmail ftrayuprmtsr@gmail.com.
 
Terima Kasih Banyak teman-teman sudah membaca blog keempat sayaaaa.

Komentar